Usaha ternak di desa mempunyai prospek yang baik. Harga yang ditawarkan bisa berkompetisi oleh karena biaya produksi pada usaha peternakan di desa relatif lebih rendah. Untuk memulai usaha peternakan di desa, seumpama dalam pembuatan kandang ternak, membutuhkan biaya yang lebih murah karena bahan-bahannya bisa diperoleh lebih mudah. Selanjutnya dengan kemajuan teknologi informasi, terdapat bermacam Slot Gacor Gampang Menang kemudahan agar produk peternakan yang dihasilkan bisa dikenal di pasaran. Dunia telah bisa diakses sampai pedesaan, daerah pegunungan, dan wilayah terpencil. Perkembangan media sosial juga memberikan kemudahan agar produk-produk peternakan bisa dipasarkan ke bermacam wilayah. Ditambah lagi dengan jalan masuk jalan raya yang semakin baik untuk mengangkut hasil-hasil peternakan. Pada pasar lokal di desa, hasil produk peternakan bisa meningkatkan konsumsi protein masyarakat di desa. Dengan demikian, konsumsi proten hewani nasional bisa meningkat yang berimplikasi pada peningkatan kwalitas sumber kekuatan manusia penduduk Indonesia. Potensi sumber kekuatan yang tersedia di desa bisa dioptimalkan dalam upaya pengembangan komoditas peternakan. Ragam komoditas yang dipilih bisa disesuian dengan keadaan alam dan infrastruktur yang tersedia di masing-masing desa.
Tulisan singkat ini mengulas seputar komoditas peternakan, keuntungan beternak di desa, dan kebijakan pengembangan peternakan pedesaan. Via artikel ini diharapkan lebih banyak generasi muda memutuskan untuk memulai usaha di desa terutamanya di bidang peternakan.
Komoditas Peternakan
Komoditas peternakan yang bisa dioptimalkan di desa bisa mengacu pada agenda pengembangan wilayah peternakan yang disajikan oleh oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Binatang, Kementerian Pertanian tahun 2014. Dalam paparannya digambarkan 14 komoditas ternak yang mencakup:
Sapi potong
Sapi perah
Kerbau
Kambing
Domba
Ayam lokal
Itik
Babi
Ayam ras pedaging
Ayam ras petelur
Kuda
Merpati
Puyuh
Kelinci
Pada masing-masing daerah bisa dioptimalkan komoditas sesuai dengan potensi sumber kekuatan dan pasar yang tersedia. 3 hal yang membutuhkan perhatian dalam memutuskan komoditas peternakan adalah:
a. Basis ekologi (lahan)
Lahan memutuskan ketersediaan makanan untuk ternak. Sebagai contoh, pada peternakan tradisional seperti kambing pada desa-desa di Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi biasanya memanfaatkan hijauan yang tersedia di hutan Gunung Raung. Dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki, peternak mengambil hijauan yang tersedia di alam. Ketersediaan pakan yang terus menerus memutuskan keberlanjutan usaha peternakan di desa.
b. Infrakstruktur
Infrastruktur berhubungan dengan peternakan bisa berupa ketersediaan air untuk kebutuhan ternak. Air bisa bersumber dari sungai, sumur bor, atau sumber air lainnya. Tempat lainnya bisa berupa ketersediaan jalan masuk jalan bagi peternak.
c. Permodalan
Untuk memulai usaha peternakan bisa memilih komoditas ternak sesuai dengan permodalan yang dimiliki. Memulai usaha sapi membutuhkan modal yang lebih tinggi dibandingi dengan ayam atau itik. Masuk kepada pendanaan memutuskan peternak bisa mengembangakan usahanya dengan baik.
Keuntungan beternak di Desa
Untuk menjelaskan mengenai keuntungan yang diperoleh dari Slot Gacor Maxwin beternak di desa bisa mengacu pada hasil penelitian Zulfanita (2008) yang meneliti seputar usaha Kambing di Desa Lubangsampang, Kabupaten Purworejo. Dari hasil perhitungan mengenai perbandingan penerimaan dan pengeluaran diperoleh hasil sebesar 1,03. Tempat ini mengindikasikan bahwa pengeluaran biaya pemeliharaan kambinga sebesar 1,00 akan memberikan penerimaan sebesar 1,03. Dengan demikian usaha tersebut termasuk dalam kelompok sesuai. Zulfanita (2008) meyimpulkan bahwa “Tarif sarana produksi untuk usaha ternak kambing tidak dikeluarkan karena biaya pakan tidak membeli, cukup dengan mencari rumput lapang di tanah orang lain dan hijauan pakan ternak dari tanaman pagar pelataran berupa rambanan. Sebab pengeluaran biaya usaha ternak kambing bisa ditekan sehingga pendapatan bisa maksimal.” Berbagai keuntungan lainnya berupa harga sewa lahan maupun kekuatan kerja yang relatif lebih murah. Cuma diperlukan sentuhan teknologi sederhana untuk menciptakan kwalitas pakan ternak yang baik. Perselisihan peternakan dengan sektor industry lainnya bisa dihindari. Pada wilayah yang dekat perkotaan, peternakan seringkali berbenturan dengan perumahan maupun sektor parwiwisata yang mendirikan hotel atau restoran.
Kebijakan Pengembangan Peternakan Perdesaan
Keberhasilan pengembangan produk peternakan bisa tercapai dengan lebih maksimal atas dukungan kebijakan pemerintah. Pertama, dukungan atas usaha peternakan di desa. Tempat ini searah dengan upaya peningkatan Slot Gacor kesejahteraan peternak yang merupakaan salah satu sasaran atas kebijakan pembanguanan peternakan di Indonesia, adalah “meningkatnya kapasitas dan posisi tawar peternak, semakin kokohnya kelembagaan peternak, meningkatnya jalan masuk peternak kepada sumberdaya produktif, dan meningkatnya pendapatan peternak” (Makka, 2005).
Penguatan produk peternakan di desa mendapatkan dukungan dengan adannya dana desa. Pada undang-undang Menteri Desa, Pembangunan Tertinggal Cocok, dan Transmigrasi Republik Indonesia, ditentukan mengenai prioritas pengaplikasian dana desa tersebut. Kandang dengan undang-undang menteri tersebut setidaknya ada 7 hal yang signifikan berhubungan dengan usaha peternakan, adalah:
a. Pasar hewan
b. Setelah ternak
c. Mesin pakan ternak
d. Pencacah pakan ternak
e. Pengolahan limbah peternakan
f. Pengadaan bibit/induk ternak
g. Pengadaan pakan ternak
Dari ketujuh skor tersebut agar bisa ditanggapi dengan baik oleh masyarakat dengan menganalisa sumber kekuatan yang ada di Desa masing-masing. Dana desa yang didukung 3 kementerian adalah kementerian desa, pembangunan desa ketinggalan, dan transmigrasi, kementerian keuangan, dan kementerian dalam negeri adalah momentum yang penting dalam mengembangan usaha peternakan di desa. Kebijakan kedua yang bisa menyokong kesejahteraan peternak di desa berhubungan dengan upaya mencegah penyebaran penyakit bagi hewan ternak. Kebijakan ini benar-benar jelas nampak dalam visi pembangunan peternakan Indonesia pada tahun 2005 sampai 2009 adalah: “Ternak Sehat, Negara Kuat” (Better and healthy livestock towards better community)”.
Dari visi ini bisa dipandang langkah pemerintah menyokong usaha peternakan di desa. Tahap berikutnya adalah bagaimana metode pencegahan penyakit hewan bisa dilembagakan pada tingkat terbawah adalah di pedesaan. Kemampuan kapabel memproduksi dan mengahasilkan produk peternakan yang unggul, berikutnya diperlukan kebijakan pemerintah yang ketiga berhubungan dengan aspek pemasaran. Pemasaran menitikberatkan kemampuan peternak desa dalam mengolah produk peternakan sampai memberikan skor tambah untuk keuntungan yang lebih maksimal. Meskipun mengenali kebutuhan pasar sangatlah penting agar produk yang dihasilkan bisa terserap. Sari awam, kebijakan pemasaran produk peternakan dibahas dalam 4 agenda strategis kementerian pertanian, adalah: “meningkatnya ketahanan pangan, meningkatnya ekspor dan substitusi impor produk pertanian, meningkatnya ketersediaan bahan baku bio-industri, dan bio energy, dan meningkatnya penyediaan infrastruktur pertanian”. (Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementan, 2014). Lebih lanjut digambarkan kalau kebijakan diarahakn untuk pengembangan pasar domestik l dengan menitikberatkan pada: “pengembangan sarana dan kelembagaan pasar, kebijakan pemantauan pasar dan stabilisasi harga, optimalisasi metode pemasaran, pengmbangan jalan masuk pemasaran, pengembangan database dan analisis pemasaran dalam negeri, dan pengembangan pelayanan informasi pasar.” (Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementan, 2014). pada pasar internasional menekankan pada aspek pengembangan fasilitas yang berhubungan dengan Slot Gacor Terbaru pensupport ekspor.
Beternak di desa adalah salah satu piliihan strategis untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Dari segi kebijakan, ketersediaan sumber kekuatan, kebutuhan permodalan, jalan masuk pemasaran, dan keuntungan, beternak di desa sangatlah menjanjikan. Upaya mendotong usaha ternak di desa sekaligus mengurangi urbanisasi yang selama ini menjadi masalah hampir sebagain besar wilayan kota di Indonesia.Potensi ekonomi dari usaha ternak di desa bisa mencipatkan lapangan pekerjaan baru bagi generasi muda.
Tinggalkan Balasan